About

Awas Asbun

Awas! Wabah Asbun.

Ya, asbun tuh penyakit orang yang bisa berbicara, sedangkan astul, adalah penyakit orang yang hobi nulis. Kedua penyakit ini semakin merajalela seiring dengan kemajuan alat komunikasi. Betapa banyak orang yang asal bunyi  atau asal tulis tanpa dipikir, tanpa bertanya terlebih dahulu, dan tanpa dipelajari dulu. 

Ada dua biang terjadinya penyakit ini :
1. Merasa bahwa ucapan dan tulisannya tidak akan dipertanggung jawabkannya, di dunia dan di akhirat.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga menegaskan hal serupa dengan berkata: 
مَنْ عَدّ كلامَه من عمله قلّ كلامُه.
“barang siapa menyadari bahwa setiap ucapannya adalah bagian dari amalannya, niscaya ia tidak banyak berbicara.”  (Diriwayatkan oleh Ibnu Al Mubarak  dalam kitab Az Zuhud)

2. Sombong, merasa paling bisa, paling pandai, paling mengetahui, paling luas ilmunya dan paling paling lainnya. 

Di zaman keterbukaan alat komunikasi dan media sosial seperti  saat ini, banyak orang yang bondo copas, bondo nekad, merasa paling puooool ilmunya. 

Etika bertanya karena merasa belum tahu, atau minimal tabayyun kalau merasa berbeda, atau menghormati pemahaman dan upaya saudaranya bila merasa satu level, semua etika itu menipis atau bahkan sirna. Dari balik layar lap topnya, atau bisa jadi layar HPnya, setiap orang leluasa asbun, astul, dan as as lainnya. Betapa perlunya kita untuk sering sering bercermin . Dahulu dikatakan:
وكم من عائب قولا صحيحا ** وآفته من الفهم السقيم
Betapa banyak orang mencela suatu ungkapan yang tepat
berawal dari pemahamannya yang cacat.

Wabah ini, bisa saja menimpa semua orang, tanpa terkecuali ahli agama, dan ahli dunia, anda dan juga saya, karena itu, mari kita hidupkan lagi
1. Sikap mawas diri.
2. Husnuzzhon.
3. Bertanya kalau kurang paham.
4. Menghormati saudaranya yang berbeda pendapat.
5. Koreksi diri sebelum mengoreksi orang lain.

Semoga anda terhindar dari wabah penyakit kronis ini. Amiin.

Dr. Muhammad Aririn Badri MA hafidhzahullahu ta'ala